Tag Archives: agregat kasar

Konstruksi Lapisan Aspal di Indonesia

Beberapa waktu lalu saya berdiskusi dengan kontraktor jalan raya yang membeli material batu split kami. Ada istilah-istilah yang saat itu saya kurang mengerti AC-WC, AC-BC dan lain-lain. Untuk itu saya membagikan artikel ini untuk Anda para pembaca.

Perkerasan jalan dibedakan menjadi 2 yaitu perkerasan kaku (rigid pavement) dan perkerasan lentur (flexible pavement), Baca juga  tulisan tentang salah satu faktor penyebab kerusakan jalan.  Pada tulisan saya kali ini mencoba membahas perkerasan lentur, yaitu jalan aspal, lebih detailnya beton aspal (Asphalt Concrete)

Menurut Bina Marga (2007), Aspal beton merupakan campuran yang homogen antara  agregat (agregat kasaragregat halus dan bahan pengisi atau filler) dan aspal sebagai bahan pengikat  yang mempunyai gradasi  tertentu, dicampur, dihamparkan dan dipadatkan pada suhu tertentu untuk menerima beban lalu lintas yang tinggi.

Aspal beton  (Asphalt Concrete) di Indonesia dikenal dengan Laston (Lapisan Aspal Beton) yaitu  lapis permukaan struktural atau lapis pondasi atas. Aspal beton terdiri atas 3 (tiga) macam lapisan, yaitu Laston Lapis Aus  ( Asphalt Concrete- Wearing Course atau AC-WC), Laston Lapis Permukaan Antara ( Asphalt Concrete- Binder Course atau AC-BC) dan Laston Lapis Pondasi ( Asphalt Concrete- Base atau AC-Base). Ketebalan nominal minimum masing-masing 4 Cm, 5 Cm, dan 6 Cm.

lapisan-aspal-beton

 

Asphalt Concrete – Wearing Course

Asphalt Concrete -Wearing Course merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling atas dan berfungsi sebagai  lapisan aus. Walaupun bersifat non struktural, AC-WC dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan.

Asphalt Concrete – Binder Course

Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak dibawah lapisan aus (Wearing Course) dan di atas lapisan pondasi  (Base Course). Lapisan ini tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi harus mempunyai ketebalan dan kekauan yang cukup untuk mengurangi tegangan/regangan akibat beban lalu lintas yang akan diteruskan  ke lapisan di bawahnya  yaitu Base dan Sub Grade (Tanah Dasar). Karakteristik yang terpenting pada campuran ini adalah stabilitas.

Asphalt Concrete – Base

Lapisan ini merupakan perkerasan yang terletak di bawah lapis pengikat (AC- BC), perkerasan tersebut  tidak berhubungan  langsung dengan cuaca, tetapi perlu memiliki stabilitas untuk menahan beban lalu lintas yang disebarkan melalui roda kendaraan.  Perbedaan terletak pada jenis gradasi agregat dan kadar aspal yang digunakan. Menurut Departemen Pekerjaan Umum  (1983)  Laston Atas atau lapisan pondasi atas ( AC- Base) merupakan pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas. Lapis Pondasi (AC- Base ) mempunyai fungsi memberi dukungan lapis permukaan; mengurangi regangan dan tegangan; menyebarkan dan meneruskan beban konstruksi jalan di bawahnya (Sub Grade)

lapis-perkerasan-lentur

Lapisan perkerasan lentur adalah perkerasan yang memanfaatkan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan meyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar. yang telah dipadatkan. Aspal beton campuran panas merupakan salah satu jenis lapis perkerasan konstruksi perkerasan lentur. Jenis perkerasan ini merupakan campuran homogen antara agregat dan aspal sebagai bahan pengikat pada suhu tertentu. Berdasarkan fungsinya  aspal beton dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  • Sebagai lapis permukaan yang tahan terhadap cuaca, gaya geser dan tekanan roda serta memberikan lapis kedap air yang dapat melindungi lapis dibawahnya dari rembesan air.
  • Sebagai Lapis Pondasi atas
  • Sebagai Lapis pembentuk pondasi, jika dipergunakan pada pekerjaan peningkatan dan pemeliharaan jalan

Sesuai fungsinya maka lapis aspal beton atau perkerasan lentur mempunyai kandungan agregat dan aspal yang berbeda. Sebagai lapis pondasi, maka kadar aspal yang dikandungnya haruslah cukup sehingga dapat memberikan lapis yang kedap air. Agregat yang dipergunakan agak kasar jika dibandingkan dengan aspal beton yang berfungsi sebagai lapis aus atau lapisan permukaan.

Untuk Anda yang membutuhkan batu split berkualitas, langsung saja hubungi sekarang juga di 0853-2323-33399 (Ron)

sumber artikel

Tipe Perkerasan Jalan Di Indonesia

Pembangunan suatu negara membutuhkan suatu dukungan infrastruktur yang tepat dan memadahi. Oleh karena itu pembangunan transportasi jalan raya terus dikembangkan menuju terciptanya jaringan transportasi yang handal, efisien dan mampu mendukung industrialisasi dalam upaya pemerataan pembangunan.

Di Indonesia pada umumnya menggunakan lapisan permukaan konvensional berupa Asphalt Concrete (AC) dan Hot Rolled Sheet (HRS), tetapi kinerja dari lapisan ini tidak selalu memuaskan dan kerusakan dini sering terjadi. Kerusakan tersebut terlihat berupa gelombang (corrugation), alur (rutting) dan retak-retak (cracks) pada permukaan perkerasan. Iklim tropis di Indonesia dengan pergantian cuaca panas dan hujan berganti-ganti serta peningkatan volume lalu-lintas yang tinggi, memberi sumbangan kerusakan yang sangat cepat pada perkerasan jalan di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan campuran perkerasan yang bersifat fleksibel dengan stabilitas dan durabilitas tinggi, tidak peka terhadap cuaca panas, tahan oksidasi, tahan terhadap rembesan air hujan, dan aman bagi lingkungan.

Campuran aspal dengan kadar aspal relatif tinggi dibutuhkan untuk memenuhi sifat-sifat di atas agar rongga yang terisi aspal (VFWA) besar sehingga lebih tahan terhadap oksida. Salah satu jenis lapis perkerasan jalan yang menunjang pembangunan diatas yaitu Split Mastic Asphalt (SMA). SMA tersusun atas Split (agregat kasar dengan kadar tinggi, ± 75 %), Mastic Asphalt (campuran agregat halus, filler dan aspal dengan kadar relative tinggi) ditambah dengan zat additive serat selulosa. Agregat dari SMA mempunyai gradasi terbuka, sehingga dapat memiliki ketebalan lapisan film aspal yang tinggi, hal ini menimbulkan pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positifnya adalah karena lapisan dengan ketebalan film aspal yang tinggi akan tahan terhadap sinar ultraviolet dan oksidasi, sehingga akan meningkatkan daya tahan dari lapisan perkerasan jalan, sedangkan pengaruh 2 negatifnya adalah bahwa lapisan aspal ini kurang tahan terhadap temperature tinggi, karena pada kondisi lapisan film aspal yang tinggi ini cenderung terjadi bleeding atau keluarnya aspal ke permukaan, akan tetapi pengaruh negative seperti hal tersebut dapat dikurangi dengan penambahan zat additive berupa serat selulosa yang dapat berfungsi untuk menstabilkan aspal dan meningkatkan viskositasnya.

jalan aspal terkelupas

Perkerasan jalan rusak secara gradual yang diakibatkan oleh beban berulang kendaraan, jenis kerusakan utama pada perkerasan jalan adalah retak (cracking), dan deformasi permanen (rutting). Mekanisme retak yang terjadi pada perkerasan jalan disebabkan adanya gaya tarik di bagian bawah lapisan perkerasan akibat beban roda kendaraan. Beban tarik ini sering menyebabkan adanya retak, terutama diawali dengan adanya retak awal pada bagian bawah lapisan perkerasan yang kemudian akan menjalar kepermukaan. Untuk mendapatkan kekuatan tarik material campuran aspal tidak dapat dilakukan pengujian secara langsung dengan Marshall, sehingga metode yang paling sesuai untuk mengetahui gaya tarik campuran aspal adalah dengan menggunakan metode Indirect Tensile Strength.

a

Ukuran Standar Coarse Aggregat Bag.2. AGREGAT KASAR dan HALUS

Bahan yang sebagian besar di lingkungan +1/4 “dianggap sebagai agregat kasar. Bahan yang sebagian besar lebih kecil dari 1/4 “(minus seperempat inci atau ‘-1/4″‘) biasanya dianggap sebagai agregat halus. Kebanyakan tambang biasanya tidak menggunakan layar yang lebih kecil dari 1/4 “, tetapi kadang ada pesanan tertentu, agregat halus khusus.

Di segmen ini kita bahas layar dan bukaan, jadi sekarang kita tahu kemana “Square Openings” mengacu. Kami berbicara tentang perbedaan antara agregat kasar dan halus. ASTM International. “C-33” yang tercantum pada tabel hanya spesifikasi penunjukan.

 Sekarang, kita sudah bicara tentang material tersisihkan sebagai apa pun layar berukuran – plus (yaitu 1 “). Bahan ini akan dianggap “kasar” dari “saringan 1 karena tidak bisa melewati itu dan tersisihkan. Jika batu melewati 1″ layar, itu akan dianggap” lebih baik “dari 1” saringan (atau, seperti yang kita disinggung sebelumnya, -1 “). Sekarang kita membahas “jumlah lebih halus dari setiap laboratorium saringan pembukaan”. Mengabaikan referensi “laboratorium saringan” sekarang, dan hanya berpikir dalam hal screen mesh tambang; kita akan membahas saringan laboratorium dalam sekejap. Jika semua bahan berlari melewati satu layar gradasi (sebagai contoh gradasi 1”), maka kita memiliki apa yang dikenal di industri sebagai agregat dengan 100% melewati 1″ layar (atau saringan) .

astm_c33 standar agregat beton concrete

Lihatlah 57 ukuran pada grafik. Lihatlah di baris sampai Anda melihat “96-100”. Angka-angka di bawah kolom “1. Itu berarti bahwa 96-100% dari agregat harus melalui “layar 1 untuk agregat untuk dianggap sebagai ukuran 57. Tapi tunggu, masih ada lagi! Lanjutkan di sepanjang baris dan Anda akan melihat “26-60” di bawah 1/2 “kolom, serta” 0-10 “di bawah” Nomor 4 “dan” 0-5 “di bawah” Nomor 8 “. Ini berarti ada persyaratan lebih lanjut untuk agregat harus diklasifikasikan sebagai 57. A 57 harus memiliki antara 26-60% dari bahan melalui (atau lewat) “layar 1/2, nol sampai 10% melewati # yang 4 layar dan nol sampai 5% melewati # 8 layar. 

Yang penting adalah memahami bahwa sebagian besar ukuran agregat tidak hanya didasarkan pada “ukuran atas” atau jumlah melewati saringan terbesar untuk agregat itu – mereka benar-benar memiliki persyaratan berdasarkan ukuran lain juga. Hal ini memungkinkan quarry tambang untuk mencampur berbagai ukuran bahan bersama-sama yang diperlukan untuk memenuhi gradasi tertentu. Apa yang menentukan bagaimana sebuah tambang beroperasi dan mendirikan penghancur stone crusher dan pabrik skrining? Apa yang menentukan berapa banyak pencampuran harus mereka lakukan? Banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat mencakup ekonomi, peralatan, kebutuhan pelanggan, cara meremukkan alami batu dan patahan batu, jenis bahan itu sendiri (granit, basalt, batu kapur, dll ) di antara banyak faktor lainnya. Hal ini mungkin juga berhubungan dengan tes materi tertentu properti, tes gradasi, memakai peralatan dan lapisan screening, dan pertimbangan operasional lainnya yang mungkin diperlukan tambang untuk memiliki beberapa fleksibilitas.

sumber

Klasifikasi Agregat

Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan (SNI No: 1737-1989-F). Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan.

Image

Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir‐butir batu pecah split, kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral ppadat beruppa ukuran besar mauppun kecil atau fragmen‐fragmen.

Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan jalan, yaitu 90% – 95% agregat berdasarkan persentase berat, atau 75 –85% agregat berdasarkan persentase volume. Dengan demikian kualitas perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain.

Sifat Agregat

Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan jalan memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca. Yang menentukan kualitas agregat sebagai material perkerasan jalan adalah:

• gradasi
• kebersihan
• kekerasan
• ketahanan agregat
• bentuk butir
• tekstur permukaan
• porositas
• kemampuan untuk menyerap air
• berat jenis, da
• daya kelekatan terhadap aspal.

Sifat agregat tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis batuannya.

Karakteristik bagian luar agregat, terutama bentuk partikel dan tekstur permukaan memegang peranan penting terhadap sifat beton segar dan yang sudah mengeras. Menurut BS 812 : Part 1: 1975, bentuk partikel agregat dapat dibedakan atas:

• Rounded 
• Irregular
• Flaky 
• Angular
• Elonggated 
• Flakyy & Elonggated

Klasifikasi Agregat

Agregat Ringan adalah agregat yang dalam keadaan kering dan gembur mempunyai berat 1100 kg/m3 atau kurang. 
Agregat Halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi _alami_ bantuan atau pasir yang dihasilkan oleh inustri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm. 
Agregat Kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari bantuan atau berupabatu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir ntara 5-40 mm. Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran butiran lebih lebih besar besar dari dari saringan saringan No.88 (2,36 mm)
Bahan Pengisi (abu / filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75% lolos saringan no. 30 (0,06 mm)

Image
Jenis Agregat berdasarkan proses pengolahannya
• Agregat Alam. Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan sedikit proses pengolahan. Agregat ini terbentuk melalui proses erosi dan degradasi. Bentuk partikel dari agregat alam ditentukan proses pembentukannya.
• Agregat melalui proses pengolahan. Digunung‐gunung atau dibukit‐bukit, dan sungai‐sungai sering ditemui agregat yang masih berbentuk batu gunung, dan ukuran yang besar‐besar sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai agregat konstruksi jalan.
• Agregat Buatan.  Agregat yang yang merupakan merupakan mineral filler/pengisi (partikel dengan ukuran < 0,075 mm), diperoleh dari hasil sampingan pabrik‐pabrik semen atau mesin pemecah batu.

Klasfikasi agregat berdasarkan besar partikelnya :

1. Agregat kasar, lebih besar dari 4,75mm (ASTM) dan atau lebih besar dari 2mm (AASHTO)

2. Agregat halus, kurang dari 4,75 mm (ASTM) dan atau 0,075 sampai 2 mm (AASHTO)

sumber, sumber, gambar

Aspal dan Jenisnya

Aspal adalah suatu campuran yang terdiri dari bitumen dan mineral.

Bitumennya sendiri adalah bahan yang berwarna cokelat hingga hitam, keras hingga cair, mempunyai sifat lekat yang baik, larut dalam CCL4 dengan sempurna dan tidak larut dalam air.

Fungsi aspal antara lain:

a. Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu lintas (water proofing, protect terhadap erosi)

b. Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.

c. Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakan di atas lapis pondasi sebelum lapis berikutnya.

d. Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas jalan yang telah beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi pengikat di antara keduanya.

e. Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan filler.

Jenis Aspal

Aspal yang digunakan sebagai bahan untuk jalan pembuatan terbagi atas dua jenis yaitu:

1. Aspal Alam (Aspal Buton)

Menurut sifat kekerasannya dapat berupa:
a. Batuan = asbuton
b. Plastis = trinidad
c. Cair = bermuda

Menurut kemurniannya terdiri dari :
a. Murni = bermuda
b. Tercampur dengan mineral = asbuton + trinidad

2. Aspal buatan

Jenis aspal ini dibuat dari proses pengolahan minya bumi, jadi bahan baku yang dibuat untuk aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak mengandung aspal.

Berikut ini adalah jenis-jenis aspal buatan yang sering dijumpai :

a. Aspal keras

aspal asphalt

Aspal keras digunakan sebagai bahan pembuatan AC. Aspal yang digunakan dapat berupa aspal keras penetrasi 60 atau penetrasi 80 yang memenuhi persyaratan aspal keras.

1. Aspal penetrasi rendah 40 / 55, digunakan untuk kasus :
a. Jalan dengan volume lalu lintas tinggi.
b. Daerah dengan cuaca iklim panas.

2. Aspal penetrasi rendah 60 / 70, digunakan untuk kasus :
a. Jalan dengan volume lalu lintas sedang atau tinggi.
b. Daerah dengan cuaca iklim panas.

3. Aspal penetrasi tinggi 80 / 100, digunakan untuk kasus :
a. Jalan dengan volume lalu lintas sedang / rendah.
b. Daerah dengan cuaca iklim dingin.

4. Aspal penetrasi tinggi 100 / 110, digunakan untuk kasus :
a. Jalan dengan volume lalu lintas rendah.
b. Daerah dengan cuaca iklim dingin.

b. Aspal cair

Aspal CairAspal Cair2
Untuk keperluan lapis resap pengikat (prime coat) digunakan aspal cair jenis MC – 30, MC – 70, MC – 250 atau aspal emulsi jenis CMS, MS.
Untuk keperluan lapis pengikat (tack coat) digunakan aspal cair jenis RC – 70, RC – 250 atau aspal emulsi jenis CRS, RS.

c. Aspal emulsi
d. Ter

sumber, gambar1, gambar2